Erling Haaland ternyata memiliki penampilan yang sangat berbeda sebelum dia menjelma sebagai mesin gol seperti saat ini. Dengan potongan rambut yang pendek, Erling Haaland saat itu memiliki tubuh kurus kering. Haaland masih belum seproduktif seperti saat ini ketika membela tim asal Norwegia.
Kini, semua orang tahu, striker bertinggi 1,94 meter itu berubah menjadi predator paling mematikan di dunia sepak bola bersama klub barunya, Manchester City. Berkat penampilannya yang luar biasa, Haaland berhasil memecahkan rekor gol di Liga Premier saat kompetisi musim ini masih tersisa enam pertandingan lagi. Secara keseluruhan, pemain asal Norwegia itu mengemas total 49 gol bersama The Citizen selama musim debutnya di Inggris.
Ada resep rahasia dibalik Performa yang luar biasa pemain 22 tahun itu. Haaland selalu menyantap Lasagna buatan ayahnya sebelum bertanding, melahap jantung dan hati sapi, dan juga meminum susu yang dicampur dengan bayam – yang disebutnya sebagai ‘RAMUAN AJAIB’, untuk menjalani diet enam ribu kalori per hari. Haaland juga memiliki koki khusus yang memasak hidangan makan siang. Hal itu terinspirasi dari mega bintang asal Portugal, Cristiano Ronaldo.
Perkembangan yang luar biasa dari pemain muda satu ini dihadang pertumbuhannya yang pesat, yang membuat dirinya menjadi rentan cedera. Untuk mengatasi hal tersebut, Haaland mendirikan bilik Cryotherapy, sebuah terapi dengan menggunakan suhu dingin yang sangat ekstrim untuk menghancurkan sel kanker, senilai 50 ribu Poundsterling di dalam rumahnya, Cheshire. Dirinya juga rajin mandi air es setelah menjalani pertandingan untuk melemaskan otot yang tegang setelah berolahraga.
Haaland rutin menghabiskan waktu berjam-jam di gym setiap hari untuk membentuk perut six pack, hingga sang pemain dijuluki Si Terminator. Hasilnya, dia memiliki body balance yang luar biasa dan mampu bertahan saat pemain lawan berusaha menjegalnya. Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, bahkan menjuluki Haaland sebagai sebuah ‘mesin’. Bahkan hampir dua juta suporter tim rival pernah membuat petisi yang mendesak Haaland agar dideportasi karena dia adalah ‘sebuah robot’.
Erling Haaland juga menjadi atlet yang berdedikasi pada tren mengikuti pola tidur alami tubuh, atau yang dikenal sebagai siklus sirkadian. “Hal pertama yang saya lakukan pada pagi hari, saya harus mendapatkan sinar matahari di kedua mata saya, karena ini bagus untuk ritme sirkadian,” ungkapnya.
Haaland bahkan tak akan menyentuh ponsel atau perangkat elektronik lainnya dua jam sebelum waktu tidurnya, dan pada malam hari dia menyaring cahaya biru dari layar digital dengan kacamata khusus.
“Saya melihat ini menjadi kunci dalam mengembangkan penampilan, bahkan walaupun itu hanya beberapa persen saja. Ini soal mentalitas,” ujar Haaland.
Posting Komentar